Princess Hours Episode 2
Chae-gyeong
sedang mencoba menambahkan noda di rok-nya saat seorang dayang mengumumkan
kedatangan Ratu. Maksud Chae-gyeong agar noda teh itu seperti motif alami di
rok-nya. Tapi yang terjadi, malah warnanya jadi ga karuan. Ckckck…benar-benar
ide yang buruk.
Chae-gyeong
menyambut kedatangan Ratu. Ratu menyuruh Chae-gyeong untuk duduk. Mereka duduk
berhadapan. Ratu menerapkan potongan medali yang dibawa Chae-gyeong dengan
potongan medali peninggalan mendiang Raja, suami dari Ibu Suri yang sudah
meninggal. Kedua potongan medali itu pun jadi sebuah medali yang utuh.
“Maksudku
mengundangmu ke istana adalah untuk mendengarkan pendapatmu tentang perjodohan
ini” kata Ratu. “Ya, Hwanghu Mama” jawab Chae-gyeong terbata-bata. “Ini adalah
janji yang dibuat oleh mendiang Raja dengan Kakekmu. Apa yang kau pikirkan
tentang hal ini? Kau pasti merasa ini sangat berat untukmu karma kau masih
sekolah, kan?” tanya Ratu. “Ya….Yang Mulia” jawab Chae-gyeong malu-malu.
“Sebagai
seorang calon mempelai,
kau harus hormat pada orang yang lebih tua dan memberikan banyak anak untuk
kami. Tapi ini adalah pernikahan yang sangat penting yang pasti takkan mudah
untuk dijalani” kata Ratu. Chae-gyeong agak gugup mendengarnya. “Sebenarnya,
aku datang untuk mengatakan kalau aku setuju untuk menikah” jawab Chae-gyeong
sambil menunduk lesu. Ratu memandang seakan tak percaya pada Chae-gyeong.
“Benarkah? Kupikir kau sangat menentang hal ini” kata Ratu. “Jika semuanya
lancer, bolehkah aku meminta sesuatu?” tanya Chae-gyeong. “Apa itu?” Ratu balik
bertanya.
“Ini
satu-satunya pilihan yang ku punya. Anda mungkin sudah tahu keadaan keluargaku.
Ayahku seorang pengangguran dan Ibuku hanya seorang sales asuransi” cerita
Chae-gyeong. “Lalu…?” tanya Ratu lagi. “Jadi kupikir, jika orangtuaku yang
menderita bisa berubah jadi nyaman…” lanjut Chae-gyeong. “Kurasa kau ingin
mendapat sebuah imbal balik untuk persetujuanmu itu. Kau sepertinya lebih
pintar dari yang kubayangkan” sindir Ratu. Chae-gyeong gugup mendengar
kata-kata Ratu yang sinis. “Apa kau ingin membuat suatu perjanjian dengan
pernikahan ini?” lanjut Ratu. “Ini bukan suatu perjanjian, tapi hanya sebuah
permohonan” jawab Chae-gyeong agak ketakutan. “Ini bukanlah sesuatu yang harus
kau campuri. Karna kau akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan, keluargamu
akan menerima banyak hal yang bisa mengembalikan reputasi keluargamu” kata Ratu
kemudian.
Chae-gyeong
memandang Ratu seakan tak percaya. “Oh, benarkah? Terimakasih banyak, Yang
Mulia! Aku akan menikah!” kata Chae-gyeong dengan penuh semangat. Ratu
memandang Chae-gyeong dengan tatapan kecewa. Tiba-tiba dayang yang di luar
berseru kalau Ibu Suri datang. Chae-gyeong dan Ratu pun berdiri untuk menyambut
kedatangan Ibu Suri. Ratu mengenalkan Chae-gyeong pada Ibu Suri. Ibu Suri
bilang, Chae-gyeong lebih cantik dari yang beliau lihat di foto. Chae-gyeong
senyum-senyum mendengarnya. “Kudengar kau menyetujui rencana pernikahan itu”
kata Ibu Suri. “Jika Anda setuju, maka aku pun menyetujuinya” jawab Chae-gyeong
malu-malu. Tiba-tiba Ratu melihat rok Chae-gyeong dan bertanya apa yang terjadi
dengan rok Chae-gyeong. Chae-gyeong gugup. Ibu Suri meminta Ratu dan
Chae-gyeong untuk duduk.
Chae-gyeong
berkata kalau rok nya terkena tumpahan teh yang disajikan untuknya. Ibu Suri
bilang tak mungkin kalau noda teh bisa meninggalkan warna seperti itu karna teh
yang disajikan untuk Chae-gyeong menggunakan pewarna alami. Ratu meambahkan
mungkin ada orang yang memasukkan zat kimia ke dalamnya. Jadi teh itu sekarang
sudah bukan teh yang sehat lagi.
Ibu
Suri mengalihkan pembicaraan kenapa Chae-gyeong menyetujui lamaran itu.
Chae-gyeong mencoba menjelaskan tapi dia bingung karna tak terbiasa memakai
kalimat formal. (Di Negara Korea, orang yang lebih rendah pangkatnya, lebih
muda usianya, harus menggunakan kalimat formal pada orang yang lebih tinggi
pangkatnya ataupun yang lebih tua usianya (Honorifik). Kalau di Jawa namanya
bahasa kromo ma bahasa ngoko).
Ibu
Suri bilang pada Chae-gyeong untuk memakai bahasa yang biasa dipakai di era
modern ini. Tapi Chae-gyeong bingung karna melihat Ratu yang sepertinya tak
setuju dengan kata-kata Ibu Suri. Di tambah dengan gugupnya maka terciptalah
bahasa yang campur aduk tak karuan yang sukses membuat Ibu Suri kebingungan dan
membuat Ratu jadi tidak menyukai Chae-gyeong karna tak memakai bahasa formal
untuk berbicara pada Ibu Suri. Hehehehehe…
Chae-gyeong
hendak pulang dengan diantar oleh dua orang pengawal. Dalam perjalanan,
Chae-gyeong bingung, dia terus merasa kalau dia sudah salah memilih untuk
menyetujui pernikahan itu.Di depan lift, secara kebetulan dia bertemu dengan
asisten pribadi Shin. “Kau pasti anak itu. Kau hampir mirip seperti kakekmu”
kata Asisten Shin. “Apa anda mengenalku? Mengenal Kakekku juga?” tanya
Chae-gyeong sambil tersenyum senang. Asisten Shin mengangguk mengiyakan.
“Oi….Celana
olahraga!” seru seseorang. Chae-gyeong kaget mendengarnya. Semua orang berbalik
ke arah suara itu. Ternyata Shin yang memanggil chae-gyeong. Shin meminta
semuanya untuk pergi karna dia ingin bicara berdua dengan Chae-gyeong. Chae-gyeong
hanya diam tanpa bereaksi.
“Kau
terlihat sangat alami, mudah di atur… Kurasa kau menyenangkan” kata Shin.
Chae-gyeong memandang Shin dengan sinis. “Apa? Alami..mudah diatur..dan
menyenangkan?” tanya Chae-gyeong. “Kau seperti seorang tokoh utama sebuah komik
yang sangat ceria” jawab Shin dengan santai. Tentu saja Chae-gyeong tak terima
mendengarnya. Chae-gyeong memanggil pengawal yang tadi hendak mengantarnya
pulang. Tapi tak seorangpun menyahut panggilannya. Jadi Chae-gyeong terpaksa
turun sendirian dengan lift dan meninggalkan Shin tanpa mempedulikannya. Shin
tersenyum simpul melihat kelakuan Chae-gyeong.
Ibu
Suri sedang melihat foto mendiang suaminya dan kakek Chae-gyeong. “Jika
mendiang Raja melihat gadis itu, Beliau mungkin takkan membuat perjanjian
seperti ini. Meskipun dia seorang gadis di era modern, tata bahasa dan
kelakuannya tak mencerminkan layaknya seorang putri. Kita berasal dari kasta
yang berbeda, bagaimana mungkin bisa memilih sebuah keluarga seperti itu?!”
keluh Ratu. “Haruskah aku bertanya pada mendiang suamiku kenapa dia melakukan
hal ini?” Ibu Suri balik bertanya dengan sedih. Ratu jadi gugup dan merasa
bersalah karnanya.
“Maafkan
aku, Yang mulia” pinta Ratu. Ibu Suri mengambil sebuah kertas dan memberikannya
pada Ratu. “Mendiang Raja belajar menulis dari kakek gadis itu dan menulis itu.
Surat itu berarti bahwa kasta itu bukanlah masalah. Gadis itu mungkin punya
masalah dengan tutur bahasa, tapi matanya jernih dan kepribadiannya begitu
ceria dan alami. Dia calon yang tepat untuk jadi istri pangeran. Mendiang Raja
selalu membuat pilihan yang tepat. Dia berpikir tentang masa depan dan membuat
perjanjian ini dan berharap kita tak menghancurkannya. Jangan mengeluh tentang
pilihannya” kata Ibu Suri. Ratu hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Di
rumah Chae-gyeong, Chae-gyeong merenung sendirian di kamarnya. Saat Chae-jun
memintanya untuk makan malam, Chae-gyeong sama sekali tak bereaksi. Ayah dan
Ibu menyusul ke kamar lalu kemudian membawa Chae-jun ke meja makan dan
membiarkan Chae-gyeong sendirian saja. Ayah Chae-gyeong khawatir karna
Chae-gyeong tak berselera untuk makan. Ibu Chae-gyeong berkata, biarkan saja.
Chae-gyeong sedang cari perhatian. Dia pikir dia gadis yang paling menderita di
dunia, tenggelam dalam penderitaannya sendiri. “Kita sudah bilang kalau dia tak
mau menikah juga tak apa-apa. Tapi dia malah datang kesana dengan keinginannya
sendiri” kata Ayah Chae-gyeong. Chae-gyeong butuh waktu untuk berpikir. Jadi
biarkanlah dia berpikir. Ibu Chae-gyeong seakan tak mau tahu dengan keadaan
Chae-gyeong, tapi saat Chae-jun hendak menghabiskan makanan, Ibu marah dan
bilang pada Chae-jun untuk menyisakan makanan untuk kakaknya.
Di
sekolah, Chae-gyeong masih lesu. Dia masih bingung haruskah dia menikah dalam
usia semuda ini. “Teman-teman” panggil Chae-gyeong pada ketiga teman
akrabnya. “Apakah kalian pernah memikirkan tentang pernikahan?” lanjut
Chae-gyeong. Teman-temannya malah menertawakannya. Mana mungkin seorang murid
menikah? Di Korea, orang biasanya berumur 80 tahun. Kalau seusia mereka menikah,
maka umurnya takkan panjang. Mungkin hanya sekitar 61 tahun saja. Lagipula,
jika menikah sekarang, terus muncul orang yang benar-benar dicintai, maka
takkan bisa bersatu dengan cinta sejati. Karna itu, jangan menikah sampai
Chae-gyeong benar-benar menemukan seseorang yang dia cintai. Chae-gyeong
mengiyakan perkataan teman-temannya. Kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga
hingga membuat ketiganya bingung.
Di
rumah, keluarga Chae-gyeong sedang mengamati cincin dan medali pertunangan
Chae-gyeong. Chae-gyeong mencari medali dan cincin itu sambil berkata
pertunangan itu tidak sah, tidak harus dilakukan sekarang. Tapi Ayah dan Ibunya
menyembunyikan cincin dan medali itu di dalam jaket Chae-jun. Saat Chae-gyeong
mencarinya, Chae-jun malah menunjukkannya hingga membuat kedua orangtuanya
jengkel karnanya. Chae-gyeong hendak membawa medali dan cincin itu ke istana
untuk membatalkan pernikahannya.
Di
luar rumah, Chae-gyeong melihat berita di surat kabar tentang pernikahannya
dengan Shin. Dia kesal karna beritanya begitu cepat menyebar dan merasa lesu
dan ingin pingsan saat melihat fotonya yang ada di surat kabar.
Di
istana, Raja dan Shin juga sedang melihat kabar mereka di surat kabar.
Raja memerintahkan Shin untuk mengundang beberapa orang dari beberapa kerajaan
tetangga. Shin terlihat tak suka dengan hal itu tapi dia tak bisa berkata
apa-apa.
Anggota
Keluarga Kerajaan sedang menikmati suguhan musik dari para musisi istana.
Shin duduk berdua dengan Ibu Suri sedangkan Raja duduk di sebelah Ratu.
Di
rumah Chae-gyeong, anggota keluarga Chae-gyeong minus Chae-gyeong sedang asyik
menikmati daging pangang. Mereka mencoba memanggil Chae-gyeong, tapi
Chae-gyeong tak mau menjawabnya. Dia sedang sibuk menangis di kamarnya.
Ayahnya bilang dia tahu yang dirasakan Chae-gyeong. Tapi Chae-gyeong
menyangkalnya. Mereka pikir Chae-gyeong menangis karna terpaksa harus menikah
dengan Pangeran Shin demi keluarga mereka. Tapi ternyata, Chae-gyeong menangis
karna melihat fotonya di surat kabar. Foto dirinya waktu lulus SMP. Saat
dirinya masih jelek dan gemuk. Wakkkkkkkkkk…..
Pagi
harinya, rumah Chae-gyeong dipenuhi wartawan yang ingin mewawancarai
Chae-gyeong perihal pernikahannya dengan Pangeran Shin. Chae-jun membangunkan
Chae-gyeong. Tapi Chae-gyeong bilang dia masih ngantuk karna semalam tak bisa
tidur. Kedua orangtua dan adik Chae-gyeong pun menemui para wartawan yang ada
di depan rumah mereka. Ayah Chae-gyeong bilang pada para wartawan untuk tidak
mempublikasikan putri mereka. Ibu Chae-gyeong menambahkan putrinya masih muda
dan dia masih bersekolah, jadi seharusnya para wartawan tak melakukan ini semua
pada putrinya.
Chae-gyeong
yang baru bangun tidur malah berjalan keluar meskipun sudah diperingatkan oleh
adiknya agar tak keluar karna banyak wartawan. Chae-gyeong keluar karna dia
merasa terganggu dengan suara brisik para wartawan yang membuatnya tak bisa
tidur. Chae-gyeong terus berjalan hingga akhirnya lampu blitz menghujani
dirinya. Barulah Chae-gyeong sadar. Dan saat dia berkaca, Chae-gyeong pun
berteriak melihat raut wajahnya yang berantakan.
Di
istana, Ibu Suri tertawa keras-keras melihat wajah Chae-gyeong yang baru bangun
tidur yang sekarang sudah menghiasi halaman utama surat kabar. Ratu terlihat
tak suka dengan berita itu. Kenapa calon istri seorang Pangeran bisa seperti
itu. Ibu Suri bilang, dia malah suka dengan wajah polos Chae-gyeong yang
seperti itu. Raja hanya tersenyum sementara Shin salah tingkah.
Tak
hanya Keluarga Kerajaan. Tapi para dayang juga sibuk menertawakan foto
CHae-gyeong di halaman surat kabar pagi itu. Asisiten Pribadi Shin yang
mengetahuinya pun memarahi kedua dayang itu.
Di
rumah Chae-gyeong, Chae-gyeong bingung karna dia tak bisa berangkat sekolah
karna banyaknya wartawan yang menunggunya keluar rumah. Chae-jun berpura-pura
berpakaian seperti Chae-gyeong dan menggunakan jaket yang menutupi seluruh
tubuhnya . Sedangkan Chae-gyeong yang sudah memakai seragamnya bersembunyi di
balik pagar rumah. Ibu Chae-gyeong mengatakan agar Chae-gyeong hati-hati di
perjalanan saat Chae-gyeong palsu alias Chae-jun keluar rumah dan di kejar oleh
banyak wartawan. Sementara itu, Chae-gyeong keluar rumah dan dibelakangnya,
Ayah Chae-gyeong membopong sepeda Chae-gyeong sehingga Chae-gyeong pun bisa
keluar rumah dengan selamat. Chae-gyeong naik sepeda dengan gembira ke sekolah.
Sementara
itu, Shin berangkat ke sekolah seperti biasanya. Di kawal oleh para
pengawalnya. Di mobil Shin teringat perkataan Hyo-rin. “Aku ingin jadi seorang
penari balet yang terkenal. Jika aku menikah dengan pangeran, itu berarti aku
harus menyerah pada impianku”. Shin mendesah lesu mengingatnya.
Di
sekolah, Chae-gyeong yang baru tiba, berjalan dengan lesu karna banyak murid
cewek yang membicarakan dirinya di belakangnya. Tapi kemudian dia melupakan
kata-kata mereka karna melihat ketiga sahabat baiknya sedang berkaca.
Chae-gyeong mencoba bercanda dengan mereka, tapi mereka malah marah. Mereka
bilang mereka juga ingin menikah dengan pangeran Shin. Tapi kenapa Chae-gyeong
merebut Shin dari mereka.
Chae-gyeong
mencoba bicara pada Kang-yeon, tapi Kang-yeon tak mau mendengar dan pergi.
Sun-yeong dan Hee-sung menangis kecewa. Chae-gyeong bilang dia juga frustasi
dengan pernikahan ini. Tapi apa mau dikata, semua terjadi begitu saja.
Chae-gyeong mengamati sekelilingnya. Ternyata para murid cewek banyak yang
memperhatikannya dan memandangnya dengan tatapan tak suka. Tiba-tiba dari arah
belakang, seorang guru berteriak memanggil Chae-gyeong yang melanggar tata
tertib karna memakai seragam yang tak semestinya. Seperti biasanya, Chae-gyeong
memakai rok sekolah dan juga celana olahraga sekaligus. Chae-gyeong pun
langsung lari dari kejaran guru itu.
Sementara
itu, Shin juga digoda para sahabatnya. Mereka bilang, tak dapat dipercaya kalau
di abad 21 ini masih ada juga yang namanya perjodohan. Shin hanya tersenyum
menanggapi perkataan teman-temannya. Mereka juga bilang, jika seorang pangeran
akan menikah, harusnya diadakan audisi untuk menjadi seorang istri Pangeran.
Shin tertawa mendengarnya. Lalu saat salah seorang dari mereka berkata
bagaimana dengan Hyo-rin, wajah Shin berubah kaku. Mereka terus menggodanya dan
berkata, tadinya Shin dan Hyo-rin pasangan rahasia, sekarang jadi pasangan tak
berguna. Shin melemparkan pen yang dipegangnya. Membuat temannya pun terdiam.
Di
ruang balet, sama seperti hal nya cewek-cewek lain di sekolah mereka, mereka
mengecam foto calon istri pangeran yang ada di surat kabar. Mereka diam saat
Hyo-rin masuk ke ruangan balet.
Kang-hyeon,
Hee-sung dan Sun-yeong sedang makan di kantin. Sedangkan Chae-gyeong duduk
sendirian. Tiba-tiba datang adik kelas Chae-gyeong yang mengerubuti Chae-gyeong
dan ada yang memfotony, juga meminta tanda tangan Chae-gyeong. Ketiga teman
Chae-gyeong terlihat tak suka dengan hal itu. Chae-gyeong beruntung sekali
karna bisa jadi seorang Cinderella. Hee-sung dan Sun-yeong terus saja mengecam
Chae-gyeong sementara Kang-hyeon hanya diam.
Tiba-tiba
Chae-gyeong membawa makanannya dan bergabung dengan mereka, tapi ketiganya tak
suka dengan kehadiran Chae-gyeong, jadi mereka semua pergi menjauh dari
Chae-gyeong. “Hei, aku harus mengatakan sesuatu pada kalian. Aku bukan seorang
Cinderella. Aku hanya seorang gadis biasa. Apa kalian mengerti?” kata
Chae-gyeong. Mereka bertiga hanya bisa diam.
Shin
melangkah keluar sekolah bersama teman-temannya. Saat hendak masuk ke dalam
mobil, tiba-tiba salah seorang temannya berteriak memanggil Hyo-rin karna dia
melihat Hyo-rin sedang berdiri di sana. Sesaat Shin menoleh. Tapi setelah itu
dia langsung masuk ke dlaam mobil tanpa mempedulikan Hyo-rin. Hyo-rin memandang
kepergian Shin dengan kecewa.
Teman-teman
Shin menghampiri Hyo-rin. Mereka bertanya apa Hyo-rin baik-baik saja. Hyo-rin
bilang dia tak apa-apa. Dia hanya punya satu hal yang dipikirkannya. Otaknya
penuh dengan pemikiran tentang lomba balet. Jadi tak bisa memikirkan hal lain.
Mereka bilang akan mengantar Hyo-rin ke bandara. Salah satu dari mereka merekam
Hyo-rin. “Jika aku menang, aku akan langsung kembali ke sekolah balet. Tapi
jika aku kalah, aku takkan kembali” kata Hyo-rin.
Di
bandara, Yeol baru saja sampai di Korea. Sementara itu., Hyo-rin hendak
berangkat ke luar negeri. Mereka berdua terpaku dengan berita persiapan
pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Hyo-rin berbalik, Yeol mencoba memperingatkan
Hyo-rin, tapi terlambat, ada orang yang menabrak Hyorin hingga membuat HP Hyo-rin
jatuh dan pecah. Yeol mencoba membantu Hyo-rin. Hyo-rin bilang dia tidak
apa-apa. Kemudian dia melihat Hp-nya. Yeol memungut Hp Hyo-rin sesaat Hp itu
masih menyala dan Yeol melihat foto Shin yang sedang berduaan dengan Hyo-rin.
Setelah itu, Hp Hyo-rin mati. Hyo-rin meminta HP-nya, kemudian pergi
meninggalkan Yeol yang bingung memikirkan foto itu.
Yeol
sampai di istana. Dia melihat foto mendiang Ayahnya. Yeol menangis karna sedih
mengingat Ayahnya yang sudah meninggal. Sementara itu, Ibu Suri sedang asyik
menonton tv sambil tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba, seorang dayang
mengumumkan kedatangan Ratu. IbuSuri pun mematikan tv dan duduk dengan tenang.
Ibu
Suri berkata pada Ratu untuk mengirimkan hadiah pernikahan dan menata semuanya
dengan baik agar semuanya selesai tepat waktu di hari pernikahan Shin dan
Chae-gyeong. Pernikahannya harus mengikuti gaya pernikahan era kekaisaran
Korea. Ratu hanya mengangguk mengiyakan meskipun sebenarnya dia kurang setuju
dengan pernikahan ini.
Yeol
melihat-lihat halaman istana. “Apakah anda, Yeol?” sapa seseorang dari belakang
Yeol. Ternyata Asisten pribadi Shin. “Yang Mulia” panggil Asisten pribadi Shin.
“Paman, apa paman masih mengenaliku?” tanya Yeol sambil tersenyum senang.
“Tentu saja, sebelum kau berangkat ke Inggris, aku ynag selalu menggendongmu di
punggungku saat kau masih kecil” jawab Asisten Shin. “Ya, aku masih ingat. Kau
sama sekali tak berubah, Paman” kata Yeol lagi. “Apa yang terjadi dengan Anda?
Ibu Suri dan Raja sangat merindukan Anda” kata Asisten Shin lagi.
Tiba-tiba
ada seorang dayang senior yang menghampiri mereka dan berteriak
memanggil-manggil Yeol. “Bibi” sapa Yeol. “Apakah ini mimpi atau kenyataan? Aku
tahu anda pasti akan kembali lagi kesini” kata Dayang senior itu. “Ibu Suri
pastia kan sangat senang melihat anda pulang. Ayo masuklah” lanjut Asisten Shin
lagi sambil mempersilahkan Yeol untuk masuk.
Ibu
Suri memang sangat gembira seklai melihat kepulangan Yeol. Ibu Suri menggenggam
tangan Yeol dengan penuh kasih sayang dan kerinduan. “Kau sekarang sudah tumbuh
dewasa. Aku sama sekali tak pernah melupakanmu. Tapi kenapa kau datang
sendiri? Dimana Ibumu?” tanya Ibu Suri. Ratu yang duduk di hadapan mereka
berdua tampak terkejut mendengarnya.
“Ibu
nanti akan menyusulku. Sekarang ada yang perlu dia lakukan terlebih dahulu”
jawab Yeol. “Apa kau akan tinggal disini selamanya?” tanya Ibu Suri. Yeol
mengiyakan. Ibu Suri terlihat sennag sekali mendengarnya sementara Ratu
terlihat tak terlalu menyukainya. “Lalu dimana kalian akan tinggal?” tanya
Ratu. “Kami akan menyewa sebuah rumah” jawab Yeol. “Tidak. Kalian harusnya
tinggal di istana Yeong-mu. Itu adalah kediaman mendiang Ayahmu” kata Ibu Suri.
“Tapi sepertinya disana diperlukan beberapa perbaikan” kata Yeol kemudian. “Ya,
kau benar. Istana itu sudah tua. Tinggallah di dalam istana. Kau akan merasa
tak nyaman jika menyewa sebuah rumah” bujuk Ibu Suri.
Tiba-tiba
Ratu berkata, menurut hokum, istri dan anak dari mendiang raja memang harus
tinggal di luar istana. Ibu Suri berkata itu memang benar. Dia tak sempat memikirkan
hal itu karna dia terlalu bahagia melihat kedatangan Yeol. Lalu kemudian, Ibu
Suri berkata agar Yeol masuk ke sekolah kerajaan saja. Tapi Yeol bilang dia tak
mau bersekolah disitu. Yeol bilang, di Inggris dia belajar menggambar desain.
Jadi disini dia juga akan masuk jurusan desain.
Di
ruangan Shin, teman-teman Shin sedang menonton video yang berisi liputan
Chae-gyeong yang norak karna diburu banyak orang. Mereka bilang, Chae-gyeong
tak pantas jadi istri seorang pangeran. Shin hanya diam saja mendengarnya. Ada
juga yang bilang, Chae-gyeong tak pantas jadi seorang putri. Shin bilang pada
mereka untuk ytak bicara apa-apa lagi. Biarlah dia atasi sendiri masalahnya.
Chae-gyeong
sedang berjalan-jalan. Cewek yang berpapasan dengannya memperhatikannya.
Kemudian tiba-tiba secara tak sengaja dia bertemu Shin. Chae-gyeong pun
langsung berpaling dan bilang pada dirinya sendiri kalau dia salah arah. Tapi
Shin memanggilnya dan menghentikan langkah Chae-gyeong. Shin mengajak
Chae-gyeong bicara mengenai persiapan pernikahan mereka.
Shin
bilang seseorang akan datang ke rumah Chae-gyeong. Shin bertanya apakah
Chae-gyeong sudah siap untuk masuk ke dalam istana? Chae-gyeong bilang dia tak
tahu apa? Shin bilang Chae-gyeong perlu diajari cara menjadi seorang putrid. Chae-gyeong
tak suka mendengarnya. shin menyindir ekspresi wajah Chae-gyeong yang
merengut.
“Kau
sendiri yang setuju untuk menikah dan juga meminta uang di saat yang sama. Ini
bukan masalah bagiku jadi aku tak peduli. Bagaimanapun juga, bersiaplah dengan
sungguh-sungguh dan jangan membuatku jadi terlihat bodoh karna ini bukan
bercanda” ceramah Shin sambil berbalik dan meninggalkan Chae-gyeong. “Hei,
Shin-gun” panggil Chae-gyeong. “Apa? Shin-gun?” kata Shin terkejut dengan
panggilan Chae-gyeong kepadanya. “Ya, Shin-gun. Bolehkah aku bertanya padamu?”
kata Chae-gyeong saat Shin berbalik dan menghampiri dirinya lagi.
“Kau
bisa menikahi gadis yang kau suka dan berhenti menggangguku” kata Chae-gyeong.
Shin heran mendengar kata-kata Chae-gyeong. “Kau punya seorang gadis yang
pernah kau lamar, kenapa kau katakan pada orangtuamu kalau kau mau menikah
denganku?” lanjut Chae-gyeong. Shin mendekati Chae-gyeong, Chae-gyeong mengelak
ke belakang, teman-teman mereka yang sedari tadi menonton melihat kejadian itu.
Shin seakan hendak mencium Chae-gyeong.
“Kau
ini tak tahu apa-apa. Apa kau pikir aku akan membiarkan gadis yang kusuka
terperangkap di dalam istana sebagai seorang putri?” kata Shin. “Lalu bagaimana
denganku?” tanya Chae-gyeong. “Sudah kubilang padamu sebelumnya. Kau dan aku
tak punya hubungan apapun. Aku tak peduli apa yang akan terjadi denganmu,
itulah kenapa aku menikahimu” jawab Shin dengan santai. “Apa katamu?!” teriak
Chae-gyeong tak terima. “Harusnya kau senang karna aku mau menikah denganmu
tanpa mengeluh” kata Shin lagi.
“Apa
kau bilang?? Jadi kau lebih memilih menikah denganku daripada dengan gadis yang
kau cintai dan membuatku terjebak di dalam istana?” tanya Chae-gyeong dengan
nada jengkel dan kecewa. “Ya seperti itulah, terserah, lupakan saja, apapun
alasannya, yang pasti kau akan jadi seorang putrid. Jika kau ingin jadi
istriku, kau harus memperbaiki sikapmu dan menaikkan derajatmu atau kau akan
dapat masalah. Apa kau tahu, levelmu itu terlalu rendah untuk jadi seorang
putri” ceramah Shin. “Level?” kata Chae-gyeong. “Aku tak ingin kebodohanmu
menggangguku. Kau mengerti?” tanya Shin sambil berlalu pergi. Chae-gyeong
yang jengkel mendengar kata-kata Shin hendak memukulnya saat Shin eranjak
pergi, tapi segera mengurungkan niatnya saat Shin tiba-tiba berbalik lagi.
“Dan
kau, lepaskan celana olahragamu yang kotor itu. Jika kau tak mau, akan
kupanggil seseorang yang akan mengajarimu sopan santun…”kata Shin lagi.
“Pergilah dan belajarlah sopan santun sendiri. Dasar kau brengsek!” teriak
Chae-gyeong. Chae-gyeong berusaha menendang Shin, tapi yang terjadi dia malah
terpeleset dan jatuh. Shin malah berdiri diatasnya dan menertawakan
Chae-gyeong.
Chae-gyeong
berjalan menuruni tangga dengan tertatih-tatih sambil memegangi pantatnya yang
sakit karna terjatuh tadi. Chae-gyeong bilang dia akan terus berpakaian
seperti ini walaupun dia tinggal di istana untuk Shin. Tiba-tiba, guru yang
kemarin memarahi dan hendak mengejar Chae-gyeong karna memakai rok dan celana
olahraga sekaligus muncul. Melihat Chae-gyeong tentu saja guru itu marah dan
berteriak agar Chae-gyeong berhenti. Mana mau Chae-gyeong berhenti. Dia malah
lari cepat-cepat agar tak tertangkap.
Di
luar gerbang, Yeol memasuki sekolah barunya. Dia mencoba mencari informasi tapi
tak seorangpun ada disitu. Chae-gyeong yang masih berlari dari kejaran gurunya
bertemu dengan Yeol. Yeol bertanya dimana kantor jurusan kesenian. Chae-gyeong
menjawabnya sambil melepas celana olahraganya. Kantor jurusan kesenian ada di
bangunan sebelah, di lantai 2. Yeol menatap kelakuan Chae-gyeong dengan heran.
Sementara Chae-gyeong akhirnya berhasil melepas celana olahraganya dan lari
begitu saja meninggalkan Yeol yang terbengong-benong melihatnya. Celana
Chae-gyeong masih tertinggal disitu. Chae-gyeong lupa mengambilnya karna
melihat guru yang mengejarnya sudah ada di belakang Yeol.
Yeol
memungut celana Chae-gyeong. Sementara itu, Chae-gyeong terus berlari. Tapi
kemudian, dia terkejut karna ada dua orang pengawal yang menghadang dan memberi
hormat padanya. Mereka bilang, Chae-gyeong harus cepat pulang untuk
mempersiapkan pernikahannya. Chae-gyeong bilang kelasnya belum selesai dan juga
tasnya masih ada di dalam kelas. Ternyata pengawal itu sudah mengambil tas dan
sepatu Chae-gyeong dari dalam kelas. Chae-gyeong pun terpaksa ikut dengan mereka.
Sementara
itu di kelas Chae-gyeong, Kang-hyeon menatap bangku Chae-gyeong yang kosong.
Wali kelas mereka datang untuk memperkenalkan murid baru di kelas mereka. Semua
murid cewek terpesona melihat ketampanan murid baru itu karna murid baru itu adalah
Yeol. “Kita punya alien baru sekarang” kata wali kelas Chae-gyeong. Yeol heran
mendengarnya, tapi kemudian dia tersenyum membaca poster yang ada di
belakangnya. Disitu tertulis “Ruangan Planet”. Jadi jelas saja penghuni kelas
itu semuanya disebut alien. Hehehe…ada-ada saja.
“Namanya
Lee Yeol. Dia alien yang tampan kan?” tanya wali kelas Chae-gyeong. Semua murid
cewek mengiyakan perkataannya. “Yeol tinggal di Inggris selama 5 tahun. Jadi
dia akan banyak membutuhkan bantuan kalian. Dan kalian tahu bahwa di kelas ini
tak ada perbedaan kan? Jadi bantulah dia, mengerti” lanjut wali kelas
Chae-gyeong lagi, mereka semua serempak mengiyakan. Lalu murid-murid cewek
termasuk Hee-sung dan Sun-yeong pun berebut agar Yeol duduk di samping mereka.
Pulang
sekolah, banyak cewek-cewek yang berusaha menghalangi mobil Shin. Tapi
tiba-tiba mobil itu berhenti. Shin keluar dari mobil dan disambut teriakan
histeris cewek-cewek itu. Ternyata Shin turun karna melihat Yeol. Shin
tersenyum senang melihat Yeol. Yeol pun demikian.
Shin
membawaa pulang Yeol ke istana. Mereka ngobrol di ruangan Shin. Yeol bilang,
Shin masih sama seperti yang ada di foto yang dikirimkan Shin untuknya di
Inggris. Shin bilang Yeol juga masih sama seperti foto yang dikirimkan Yeol
untuk Shin. Ternyata selama ini mereka masih sering berkirim surat dan foto
meskipun mereka hidup terpisah di benua yang berbeda. Cie….
Mereka
bicara tentang masa kecil mereka saat masih tinggal bersama. Kemudian, Yeol
menyinggung tentang pernikahan Shin. Yeol dengar Shin akan menikah. Shin
mengangguk mengiyakan. Yeol bilang, calon istri Shin pasti benar-benar cantik.
Shin bertanya apa maksud Yeol. Yeol bilang, seorang gadis pasti akan
menolak menikah dengan Shin kalau tahu kepribadian Shin. Shin tersenyum
mendengarnya. Tentu saja gadis itu tak menolak. Karna pernikahan ini tak
gratis. Dia tipe gadis yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang
dia butuhkan.
Shin
memberikan surat kabar yang ada foto Chae-gyeong pada Yeol. ”Jangan khawatir,
dia tak begitu cantik” kata Shin. Yeol mengamati foto Chae-gyeong. Dan
tersenyum melihatnya. “Dia imut” kata Yeol. “Apa? Dia imut?!” teriak Shin kaget
kemudian menertawakan Yeol. “Jangan bercanda. Kau tak tahu kan betapa noraknya
dia. Aku memang belum begitu mengenalnya. Tapi seperti itulah dia. Itulah salah
satu alas an kenapa aku tak menghalangi pernikahan ini. Karna aku ingin melihat
dia kesulitan menghadapi para tetua kerajaan. Bukankah hal itu
menyenangkan?”lanjut Shin kemudian.
“Ku
dengar kau masuk jurusan kesenian kan? Kau pasti sekelas dengannya kalau kau
masuk jurusan kesenian. Kau masuk kelas mana?” tanya Shin pada Yeol. Yeol tak
menjawabnya. Dia terus mengamati foto Chae-gyeong. Yeol merasa seakan sudah
pernah bertemu dengan Chae-gyeong. Waaaah… ternyata Yeol baru nyadar.
Ada
kerusuhan di depan rumah Chae-gyeong. Banyak cewek-cewek yang berdemo menolak
pernikahan Chae-gyeong dengan Shin. Para pengawal kerajaan sibuk
menghalang-halangi mereka yang berusaha masuk ke dalam rumah Chae-gyeong.
Mereka berteriak, “Kembalikan Pangeran Pada Kami”, dll. Yang lebih parah lagi
mereka berteriak dan berkata, “Shin Chae-gyeong, bunuhlah dirimu sendiri.
Wakkkk…
Di
dalam kamar, Chae-gyeong hendak melambaikan tangannya. Tapi begitu mendengar
kata-kata mereka, dia pun mengurungkan niatnya. Wajahnya jadi lesu saat para
dayang mencoba mengukur badannya. Sementara itu di ruang tamu, ayah Chae-gyeong
mencoba menjelaskan pada para pengawal kalau sejak pemberitaan di surat kabar,
orang-orang itu terus saja mengganggu kehidupan mereka. Ibu Chae-gyeong juga
mengeluhkan kelakuan para pengganggu itu, sementara Chae-jun malah asyik nonton
tv. Ibu Chae-gyeong bilang kalau dia takut, apa yang akan terjadi pada
Chae-gyeong kalau mereka dibiarkan begitu saja. Chae-jun bilang sambil tertawa,
mereka berkata akan menghancurkan Chae-gyeong . Tentu saja Ibu Chae-gyeong jadi
marah mendengarnya.
Para
pengawal itu berkata, mereka akan mengatrasi semua masalah itu. Dan meminta
keluarga Chae-gyeong untuk tetap tenang. Dan Chae-gyeong juga akan mendapat
pengawal pribadi dari istana untuk memastikan kalau Chae-gyeong akan baik-baik
saja. Tentu saja Ayah Chae-gyeong senang mendengarnya.
Chae-jun
berkata pada Ibunya kalau acara di tv yang ditunggu-tunggu sudah dimulai.
Ternyata acaranya berita tentang pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Mereka
berkata, Keluarga Kerajaan belum pernah menyelenggarakan pernikahan seperti ini
dimana mempelainya hanya rakyat biasa. Di istana, Shin juga sedang menonton
berita itu. Mereka bilang, pernikahan ini adalah symbol bersatunya rakyat biasa
dengan keluarga kerajaan. Shin mencoba menghubungi seseorang.
Sementara
itu di tempat lain, Hyo-rin sedang menikmati malam di beranda kamarnya saat
telpon di kamarnya berdering. Guru baletnya yang meelpon dan berkata kalau
ruang latihannya sudah siap dan menanyakan apakah Hyo-rin akan turun untuk
melihatnya. Kalau lelah, tak usah turun juga taka pa-apa. Tapi Hyo-rin bilang
dia akan turun sekarang.
Hyo-rin
bersiap-siap hendak turun. Dia mengambil tasnya, lalu kemudian menemukan HP-nya
yang rusak karna terjatuh. Hp itu tak bisa nyala lagi. Jadi Hyo-erin membuang
HP itu ke tempat sampah. Sementara itu, Shin mencoba menghubungi seseorang,
tapi tetap saja Hp yang dihubungi tak aktif-aktif. Shin mencoba menghubungi
Hyo-rin.
Shin
keluar dari kamarnya, para pengawal mengikutinya dari belakang. Ratu juga
hendak pergi keluar ruangannya. Ternyata Shin berlatih anggar. Ratu menyaksikan
latihan Shin. Ratu bertanya pada Shin, apa alasan Yeol kembali ke Korea. Shin
bilang dia tak tahu karna Yeol tak mengatakan apa-apa. Shin bertanya pada
Ibunya kenapa Ibunya khawatir. Ratu bilang, hanya ada beberapa orang saja yang
tahu tentang keadaan Raja. Ratu takut, kepulangan Yeol ada kaitannya dengan hal
itu. Jika tidak, kenapa seseorang yang pergi selama 14 tahun tanpa ada kabar
berita, tiba-tiba kembali begitu saja sekarang. Apakah itu bukan sesuatu yang
aneh.
“Jadi
kau kesini karna alas an itu?” tanya Shin. “Mulai sekarang, kau harus
berhati-hati jika bertemu dengan Yeol” saran Ratu. Shin terlihat tak senang
mendengar kata-kata ibunya. Ia pun melanjutkan latihan anggarnya.
Malam
hari di apartemen Yeol, Yeol memandangi istana yang ada di seberang bangunan
apartemen yang disewanya sambil memandangi foto keluarganya. Yeol sedang
membereskan baju-bajunya. Kemudian dia memandangi celana olahraga milik
Chae-gyeong yang diambilnya dan tersenyum karnanya.
Di
kamarnya, tidur Chae-gyeong tak nyenyak. Chae-gyeong turun dari tempat tidurnya
menuju kamar kedua orangtuanya. Ternyata Ayah dan Ibunya juga belum tidur.
Mereka tengah berbicara tentang pernikahan Chae-gyeong. Apa benar yang telah
mereka lakukan dengan meminta Chae-gyeong untuk menikah dengan Pangeran Shin.
Ayah Chae-gyeong erkata, hatinya tak nyaman karna hal ini. Tapi bagaimana
caranya untuk membatalkan pernikahan yang suda di atur oleh istana.
Ayah
Chae-gyeong terkejut melihat Chae-gyeong yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar
mereka. “Hei, kenapa kau belum tidur?” tanya Ayah Chae-gyeong. Chae-gyeong
bilang perutnya sakit. Ibu Chae-gyeong minta Chae-gyeong berbaring di kakinya
sambil mengurut perut Chae-gyeong dengan penuh sayang dan menyanyikan lagu agar
perut Chae-gyeong yang sakit cepat sembuh. Duuuh…senangnya dimanja…..
“Bagaimana
bisa gadis yang tak dewasa menikah?” gerutu Ayah Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong
memukul perut Chae-gyeong. Tentu saja Chae-gyeong kesakitan. Chae-gyeong bilang
ada luka di perutnya. Ayahnya bilang, kalau perutnya sakit, dikasih obat merah
saja. Chae-gyeong tak terima mendengar kata-kata Ayahnya. “Ayah, kau seperti
kakek saja! Apa maksudmu dengan obat merah?” tanya CHae-gyeong.
“Mungkin
aku perlu menusukmu dengan jarum. Chae-jun, bawakan jarum kesini!” teriak
Ayahnya. Chae-gyeong langsung bangkit dari tidurnya. “Jangan, Ayah. Aku sudah
baikan sekarang. Lagipula Chae-jun masih tidur. “Kau masih saja seperti dulu.
Pura-pura sakit agar diperhatikan. “Ayo kemari, akan kubersihkan telingamu”
kata Ayah Chae-gyeong. Dengan manja Chae-gyeong tidur di bawah kaki Ayahnya.
Ibu Chae-gyeong mengambil cotton bud. Chae-gyeong pun tertidur disitu. Ibu dan
Ayahnya saling berpandangan.
Pagi
harinya, Chae-gyeong berdandan memakai hanbok untuk pergi ke istana. Ayahnya
bilang Vhae-gyeong sangat cantik sekali. Mengingatkan Ayahnya pada nenek
Chae-gyeong. Ibunya berpesan agar Chae-gyeong jangan telat makan dan jangan
sampai sakit perut. Ayahnya berkata, dia sudah mengepak obat-obatan untuk
Chae-gyeong. Chae-gyeong tersenyum mendengarnya. Chae-gyeong juga berpesan pada
Chae-jun untuk menjaga Ayah dan Ibu selama dia tak ada. “Jangan khawatir, babi.
Lain kali kalau kau datang dan berkunjung, akan kutunjukkan otot-ototku” jawab
Chae-jun.
Chae-gyeong
pun bersiap-siap untuk pergi ke istana karna utusan dari kerajaan sudah
menunggunya. Tiba-tiba Ayah Chae-gyeong menangis. Tentu saja hal itu membuat
langkah Chae-gyeong terhenti. “Putri kecilku…salahkanlah Ayahmu yang tak
berguna ini” ratap Ayahnya. Ibunya menghampiri Ayahnya dan menyuruh suaminya
untuk berhenti meratap.
“Benar-benar…Apa
aku akan dikirim ke penjara?” kata Chae-gyeong. Chae-gyeong berkata agar mereka
tak mengkhawatirkan dirnya. Chae-gyeong juga berkata, dialah yang memilih. Jadi
dia yang akan bertanggung jawab dengan pilihannya. Jadi mereka jangan khawatir.
Chae-gyeong pun keluar dari rumahnya. Ternyata sudah banyak wartawan dan fans
Pangeran Shin yang terus saja berteriak menghujat Chae-gyeong.
Chae-gyeong
berjalan masuk menuju mobil yang disediakan untuknya. Sesaat dia memandangi
keluarganya dan tersenyum untuk mereka. Di jalanan, ternyata banyak orang yang
tak mau ketinggalan melihat Chae-gyeong yang diboyong menuju istana.